Ujian
Nasional (Unas) tingkat SMA sudah selesai. Walau belum tau hasilnya,
siswa SMA tentu sudah mulai galau mencari tempat kuliah. Ada yang sudah
menentukan pilihan, tetapi tak sedikit yang belum memiliki gambaran
apapun.
Bagi
yang sudah menentukan pilihan, seperti mendaftar di jalur undangan di
berbagai perguruan tinggi, tentu langkah yang sangat baik. Seperti di
UMM misalnya, sudah ada sekitar 6.300 calon mahasiswa yang mendaftar,
baik pada Jalur Undangan, jalur reguler gelombang I, maupun pendaftaran
secara on-line. Ini pertanda baik karena banyak siswa yang telah memiliki pilihan sebelum lulus SMA.
Namun
masih lebih banyak lagi yang belum tahu harus kemana. Apa yang membuat
bingung? Ada yang menyebut karena belum menetapkan prodi yang dipilih,
ada juga yang masih ragu dengan kampus yang diminati, bahkan ada yang
masih belum punya ancang-ancang kota mana yang dituju. Padahal, prodi,
kampus dan kota sangat menentukan, terurama kerasan atau tidak. Berikut
beberapa tips memilih kampus menurut penuturan beberapa alumni dan dosen
UMM.
Pertama,
tentukan dulu pilihan program studinya, jangan memilih jurusan karena
terpaksa sebab bisa berdampak buruk saat kuliah kelak. Semangat kuliah
bisa loyo karena tak sesuai keinginan. Konsultasikan dengan guru BK dan
keluarga atas pilihan tersebut agar semakin mantap. “Prodi sangat
terkait dengan dunia kerja apa yang ingin digelutinya kelak setelah
lulus, jadi jangan ambil risiko salah memilihnya,” ungkap Sugeng
Winarno, ketua Prodi Komunikasi UMM yang juga lulusan UMM dan Curtin
University of Technology, Australia.
Kedua,
cermatilah reputasi kampusnya. “Sekarang kampus swasta banyak yang
lebih maju, jadi jangan hanya melihat status negeri atau swasta. Lihat
saja dari prestasi, akreditasi dan serapan lulusannya,” kata alumni FE
UMM, M. Alfan Alfian. Menurutnya, kampus harus membuat mahasiswanya
bangga sebagai bagian dari almamater itu.
Ketiga,
ukurlah biaya studi dan biaya hidup selama kuliah. Ini harus sangat
jeli sebab beberapa kampus nampak lebih murah tetapi ternyata ada biaya
tambahan. Misalnya, apakah SPP sudah termasuk biaya SKS, praktikum dan
ujian. Kampus negeri umumnya lebih murah. Meski demikian ada baiknya
dibandingkan dengan swasta yang setara akreditasinya.
Keempat,
pilihan kota sangat penting. Ada yang suka dengan kota besar dan padat,
ada juga yang memilih kota sepi. Selera kota ini harus dipertimbangkan
jarak dan transportasi yang tersedia, sebab jauh bukan berarti waktu
tempuhnya lama dengan pesawat. Yang terpenting, kota pilihan anda
sebaiknya kota di mana kampus itu berinduk, bukan semacam kelas jauh
atau cabang. Sangat penting berada di pusat kampus untuk merasakan
kultur akademik daripada kampus jauh yang terkesan sebagai kampus
cabang. Pastikan juga kota tersebut aman secara sosial maupun bencana
alam agar bisa belajar dengan tenang.
Kelima,
cermati budaya dan suasana kampusnya. Ada kampus yang terkesan
ekslusif, mewah, tetapi tidak merakyat, sebaliknya ada juga kampus yang
tidak terawat dan kumuh. Sebaiknya kampus mencerminkan suasana
bersahaja, inspiratif, bersih dan sehat, tidak telalu padat. Kampus juga
harus selalu ‘hidup’, bukan seperti kuburan China yang megah tetapi
sepi dari aktivitas akademis dan kemahasiswaan. Dinamika kampus sangat
penting untuk mendorong sikap optimis dan kompetitif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar